Sunday, 1 January 2012

Tips lainya


Ada Lagi

Rambu yang perlu diperhatikan berikutnya yang juga tidak kalah penting adalah selalu membaca manual dari tiap-tiap peralatan yang dipakai, terutama pada pemakaian crossover. Mengapa demikian? Jawaban yang pasti adalah supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan frekuensi yang menjadi titik perpotongan antar speaker (bila sistem yang dibangun adalah sistem yang aktif, yang biasanya adalah sistem 2-way aktif, 3-way, 4-way, dan seterusnya).
Bila dalam suatu sistem dipakai beberapa buah speaker maka hal lain yang harus diperhatikan adalah fase dari speaker itu sendiri. Beberapa speaker, khususnya yang berukuran 18”, 15”, atau yang sejenis biasanya berada pada posisi In Phase atau fasenya positif. Atau dalam bahasa sederhana adalah konus speaker bergerak maju ke depan bukan ke belakang. Jenis speaker yang lain, terutama sebuahcompression driver (atau dalam bahasa sehari-hari disebut tweeter) biasanya berada pada posisi Out Phase atau fasenya negatif.
Nah, pada aplikasi yang membutuhkan banyak speaker atau aplikasi sistem tata suara yang lebih rumit, fase speaker menjadi salah satu hal yang perlu kita perhatikan. Sebagai contoh, jika dalam suatu sistem terdapat 2 unit speaker 18” dimana fase salah satu speaker terbalik, maka yang terjadi adalah kita tidak dapat mendengarkan dentuman suara bass sebagaimana mestinya. Yang sering terjadi adalah karena tidak terdengar dentuman suara bass sebagaimana mestinya, kita cenderung untuk membesarkan volume bass dari mixer, dan akhirnya speaker yang kita pun jebol akibat fase yang terbalik.
Alat untuk mendeteksi fase speaker ini dinamakan Phase Checker, yang menghasilkan getaran impuls secara konstan untuk mendeteksi fase yang dihasilkan oleh speaker yang dipakai. Cara yang lain yang lebih sederhana adalah memakai baterai 9 Volt, dimana katup Positif baterai dihubungkan dengan katup Positif speaker demikian juga sebaliknya.
Hambatan yang sering terjadi berikutnya adalah feedbackFeedbackterjadi karena beberapa hal, di antaranya:
1. Sinyal mic dan volume speaker monitor yang terlalu keras
2. Jumlah mic yang banyak, yang tidak terpakai tapi dalam keadaan on
3. Jarak antara mic dan speaker monitor yang terlalu dekat.
Tips menghindari feedback:
1. Matikan mic yang tidak terpakai. Hal ini mengurangi resikofeedback.
2. Jika penyebab feedback adalah speaker utama (FOH) maka disarankan agar peletakan speaker utama agak jauh dari panggung.
3. Jika penyebab feedback berupa barang atau benda yang memantul secara akustik, maka perlu dilakukan penyempurnaan seperti ditutup kain dan sebagainya.
4. Gunakan EQ untuk mempermudah pendeteksian frekuensi penyebab feedback.

Setelah memperhatikan beberapa rambu di atas, secara mendasar kita telah memasuki salah satu area dari proses mixing. Proses ini sangat membutuhkan ketelitian dan kejelian terutama pendengaran kita.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan baik adalah:
1. Pemakaian mic yang sesuai dengan fungsinya. Mic dynamic biasanya dapat dipakai untuk aplikasi drum hingga aplikasi vokal, sedangkan mic condenser biasanya dipakai untuk peralatan yang lebih sensitif terhadap frekuensi tinggi, seperti cymbal overhead atau gitar akustik.
2. Selalu menggunakan kabel audio yang balans, artinya kaki-kaki positif, negatif dan ground masing-masing terhubung dengan baik.
3. Untuk area panggung, biasanya sering digunakan kabel snake yang dapat mengurangi keruwetan yang terjadi di atas panggung.

Proses Mixing
· Posisikan mixer dan speaker sedemikian rupa sehingga kita dapat mendengar dengan baik semua yang terjadi di panggung sama seperti penonton atau pengunjung
· Setelah semua diset dengan baik maka lakukan sistem penyalaan yang telah disebutkan pada tips di atas
· Jangan meletakkan mic vokal tepat di depan drum atau speaker gitar. Gunakan mic yang sesuai
· Pastikan peletakan speaker tepat langsung pada pendengar, jangan letakkan speaker berada pada belakang atau samping dinding
· Tempatkan semua volume mixer pada posisi 0 (Unity Gain)
· Setting mic vokal terlebih dahulu, karena kekuatan vokal biasanya lebih lemah dibandingkan dengan alat musik, terutama drum
· Gunakan efek vokal seoptimal mungkin, jangan terlalu berlebihan yang dapat mengakibatkan performa vokal yang tidak sempurna
· Jangan gunakan efek reverb pada peralatan yang menghasilkan frekuensi rendah seperti bass, kick drum, atau tom
· Jaga agar level suara pada panggung tidak terlalu keras, terutama pada peralatan yang menggunakan amplifier seperti bass, gitar, dan keyboard. Biarkan fungsi proses dari mic dan mixer yang berfungsi secara optimal
· Bila terdapat kesempatan untuk melakukan soundcheck, maka gunakan waktu tersebut untuk menata sebaik mungkin suara yang akan dihasilkan
· Selalu tempatkan level mic vokal lebih keras dibandingkan dengan level musik. Jangan terlalu berlebihan karena dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dari pendengar
Urutan setting yang dianjurkan adalah penentuan level mic lead vokal – mic backing vokal – drum set – bass gitar – gitar – keyboard atau piano – efek vokal seperti reverb, chorus atau delay

Beberapa Tips Untuk Membangun Sebuah Sistem Tata Suara Yang Baik


Beberapa Tips Untuk Membangun Sebuah Sistem Tata Suara Yang Baik

Rambu yang harus diperhatikan pertama kali adalah proses menyalakan atau mematikan sistem tata suara ini secara keseluruhan. Istilah yang dipakai adalah Last On, First Off.

Bila sistem dalam kondisi mati maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah:

  1. Pastikan bahwa kondisi amplifier masih dalam keadaan off atau mati
  2. Nyalakan power dari mixing console dan rack efek seperti compressor/limiter, noise gate, EQ, effects processor dll
  3. Tunggu ± 5-10 detik, kemudian nyalakan amplifier satu per satu dengan jarak waktu ± 5-10 detik tiap amplifier
  4. Cek semua fungsi fan dan fungsi lainnya dari amplifier, apakah ditemukan kerusakan atau tidak.

Cara mematikan adalah membalik proses penyalaan sistem dari yang paling bawah.

Pada pemakaian secara umum, volume gain pada amplifier sering ditempatkan pada level maksimum sedangkan volume level sistem keseluruhan dikendalikan dari mixing console kemudian dari crossover.

Memelihara sebuah power amp:
  1. Sediakan tempat yang cukup lega agar sirkulasi fan amplifier tidak terganggu dan tidak mengakibatkan amplifier menjadi overheat
  2. Bila dirasa sirkulasi udara sekitar amplifier masih kurang maka dapat ditambahkan sirkulasi eksternal seperti ekstra fan atau AC
  3. Pastikan bahwa fan internal amplifier tetap berfungsi
  4. Bersihkan secara berkala fan dan filternya untuk menghindarioverheat
  5. Cek dan mengencangkan semua koneksi secara rutin
  6. Bila fuse putus, segera gantikan dengan yang baru yang berkapasitas sama
  7. SELALU menghubungkan amplifier pada Ground
  8. SELALU memiliki power amp cadangan
  9. Usahakan penempatan amplifier berada pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung dan sejuk serta kering.